Senin, 11 Agustus 2014

Optimis Melahirkan Keberanian


Konon sewaktu kecil, Shultan Muhammad Al-Fatih dan pendidiknya yakni Syaikh Syamsudin jalan-jalan ke pantai.

Di sana sulthan melihat dan menunjuk sebuah istana. Syaikh Sayamsudin berkata, "Apa yang sulthan lihat di sana adalah Konstantinopel. Rasulullah pernah mengabarkan bahwa akan ada salah satu dr umatnya beserta bala tentaranya yang mampu menaklukan dan menyatukan Konstantinopel di dalam panji tauhid. Rasulullah berdabda yg kurang lebih bermakna;


"Sungguh Konstantinopel akan ditaklukan, sebaik-baik pemimpin saat itu adalah yang memimpin pasukan ke sana, dan sebaik-baik pasukan adalah pasukan yang dipimpin ke sana.""

Mendengar pemaparan Syaikh, maka Sulthan Muhammad kecil begitu optimis bahwa dirinya kelak mampu menjadi apa yang dikabarkan Rasulullah tsb.

Maka ketika sudah saatnya, Shultan menjadi Khalifah. Di usianya yang ke dua puluh tiga tahun, Shultan bergegas melakukan perundingan dengan pihak Konstantinopel agar menyerah tanpa syarat. Hasilnya nihil.

"Baiklah, tak lama lagi akan ada dua pilihan untukku, aku memiliki singgasananya atau liang lahat untuk jenazahku." ungkap Shultan. Setelah itu, Sulthan mengepung Konstantinopel selama lima puluh satu hari dengan beberap kali terjadi pertempuran sengit hingga akhirnya Kota benteng yg dulu tidak mau takluk tsb tertunduk pada pemuda yang pemberani, Sulthan Muhammad Al-Fatih.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar